Rutin Shalat Dhuha
Siswa MI Mirfa’ul Ulum mempunyai kebiasaan pagi Shalat Dhuha. Shalat ini adalah ibadah sunnah yang memiliki dasar kuat dalam hadits-hadits shahih:
- Hukum dan Keutamaan
Shalat Dhuha hukumnya sunnah muakkad, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sering melakukannya dan mewasiatkan kepada para sahabat untuk menjaga ibadah ini. Salah satu keutamaannya adalah sebagai bentuk sedekah untuk setiap sendi tubuh, sebagaimana disebutkan dalam hadits:
“Di pagi hari ada kewajiban bagi seluruh persendian kalian untuk bersedekah. Maka setiap bacaan tasbih adalah sedekah, setiap bacaan tahmid adalah sedekah, setiap bacaan tahlil adalah sedekah, dan setiap bacaan takbir adalah sedekah. Semua ini bisa dicukupi dengan melaksanakan salat dhuha sebanyak dua raka’at.” (HR. Muslim, no. 720) - Waktu Pelaksanaan
Shalat Dhuha dilakukan setelah matahari terbit hingga menjelang waktu Dzuhur. Waktu terbaiknya adalah ketika matahari sudah meninggi sekitar satu tombak, yang menunjukkan awal siang. - Jumlah Rakaat
Shalat Dhuha dapat dilakukan dengan minimal dua rakaat dan maksimal delapan rakaat, sesuai kemampuan dan keikhlasan seseorang. Dalam hadits dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melaksanakan shalat Dhuha sebanyak empat rakaat dan menambah sesuai kehendak Allah (HR. Muslim, no. 719). - Keutamaan Lainnya
Dalam hadits qudsi, Allah berfirman:
“Wahai anak Adam, rukuklah untuk-Ku di awal siang (shalat Dhuha) empat rakaat, maka Aku akan mencukupi kebutuhanmu di akhir harimu.” (HR. Tirmidzi, no. 475)
Hadits ini menunjukkan bahwa shalat Dhuha menjadi sebab Allah mencukupi kebutuhan hamba-Nya.
Share this content:
Post Comment